Banyak diantar kita yang rancu membedakan antara autis dan tuna grahita. Tulisan ringkas ini mungkin bisa menambah informasi kita untuk lebih memahami dua hal tersebut, walaupun gejala-gejala yang diderita oleh anak autis dan tuna grahita memiliki kemiripan.
Autisme diklasifikasikan sebagai ketidaknormalan perkembangan neuro
yang menyebabkan interaksi sosial yang tidak normal, kemampuan
komunikasi, pola kesukaan, dan pola sikap. Autisme bisa terdeteksi pada
anak berumur paling sedikit 1 tahun. Autisme empat kali lebih banyak
menyerang anak laki-laki dari pada anak perempuan.
Tanda - tanda Autisme
Tidak bisa menguasai atau sangat lamban dalam penguasaan bahasa sehari-hari
Hanya bisa mengulang-ulang beberapa kata
Mata yang tidak jernih atau tidak bersinar
Tidak suka atau tidak bisa atau atau tidak mau melihat mata orang lain
Hanya suka akan mainannya sendiri (kebanyakan hanya satu mainan itu saja yang dia mainkan)
Serasa dia punya dunianya sendiri
Tidak suka berbicara dengan orang lain
Tidak suka atau tidak bisa menggoda orang lain
Penyebab Autisme
Penyebab Autisme sampai sekarang belum dapat ditemukan dengan
pasti. Banyak sekali pendapat yang bertentangan antara ahli yang satu
dengan yang lainnya mengenai hal ini.
Ada pendapat yang mengatakan bahwa terlalu banyak vaksin Hepatitis B
yang termasuk dalam MMR (Mumps, Measles dan Rubella )bisa berakibat
anak mengidap penyakit autisme. Hal ini dikarenakan vaksin ini
mengandung zat pengawet Thimerosal, yang terdiri dari Etilmerkuri yang
menjadi penyebab utama sindrom Autisme Spectrum Disorder.
Tapi hal ini masih diperdebatkan oleh para ahli. Hal ini
berdebatkan karena tidak adanya bukti yang kuat bahwa imunisasi ini
penyebab dari autisme, tetapi imunisasi ini diperkirakan ada hubungannya
dengan Autisme.
Tunagrahita
Tunagrahita merupakan kata lain dari Retardasi Mental (mental
retardation). Tuna berarti merugi. dan rahita berarti pikiran. Retardasi
Mental (Mental Retardation/Mentally Retarded) berarti terbelakang
mental.
Tunagrahita sering disepadankan dengan istilah-istilah, sebagai berikut:
Lemah fikiran ( feeble-minded)
Terbelakang mental (Mentally Retarded)
Bodoh atau dungu (Idiot)
Pandir (Imbecile)
Tolol (moron)
Oligofrenia (Oligophrenia)
Mampu Didik (Educable)
Mampu Latih (Trainable)
Ketergantungan penuh (Totally Dependent) atau Butuh Rawat
Mental Subnormal
Defisit Mental
Defisit Kognitif
Cacat Mental
Defisiensi Mental
Gangguan Intelektual
American Asociation on Mental Deficiency/AAMD dalam B3PTKSM, (p.
20), mendefinisian Tunagrahita sebagai kelainan: yang meliputi fungsi
intelektual umum di bawah rata-rata (Sub-average), yaitu IQ 84 ke bawah
berdasarkan tes, yang muncul sebelum usia 16 tahun, yang menunjukkan
hambatan dalam perilaku adaptif.
Sedangkan pengertian Tunagrahita menurut Japan League for Mentally
Retarded (1992: p.22) dalam B3PTKSM (p. 20-22) sebagai berikut: Fungsi
intelektualnya lamban, yaitu IQ 70 kebawah berdasarkan tes inteligensi
baku. Kekurangan dalam perilaku adaptif. Terjadi pada masa perkembangan,
yaitu anatara masa konsepsi hingga usia 18 tahun.
Pengklasifikasian/penggolongan Anak Tunagrahita untuk keperluan
pembelajaran menurut American Association on Mental Retardation dalam
Special Education in Ontario Schools (p. 100) sebagai berikut: EDUCABLE
Anak pada kelompok ini masih mempunyai kemampuan dalam akademik setara
dengan anak reguler pada kelas 5 Sekolah dasar.
Untuk terapi autis, dikenal ada 4 metode terapi:
Terapi Perilaku
Terapi Wicara
Terapi Biomedik
Terapi Integrasi sensoris LINK
Tidak ada komentar:
Posting Komentar